![]() |
PSI di SMAN 3 Kuningan/VoxDoc* |
KUNINGAN, (VOX) - Ketimpangan dalam sistem Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) kembali menjadi sorotan. Seorang siswi berinisial AKZ (15), warga Kecamatan Kramatmulya, dilaporkan belum diterima di sekolah manapun hingga saat ini. Kondisinya kini sangat memprihatinkan. Ia kerap menangis dan merasa malu terhadap teman-temannya yang sudah mulai masuk sekolah.
Menanggapi kasus ini, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kuningan langsung bergerak. Dipimpin oleh Ketua PSI Kuningan, Asep Susan Sonjaya Suparman alias Asep Papay, bersama Ketua Bapilu PSI Kuningan Abas Yusuf, mereka melakukan kunjungan ke SMAN 3 Kuningan. Kedatangan mereka diterima oleh Humas sekolah, Nining Cartini.
“Kami prihatin. Ini bukan hanya soal kuota atau angka. Ini soal anak manusia, yang masa depannya dipertaruhkan karena sistem,” kata Asep Papay saat audiensi, Selasa (22/7).
Menurutnya, SMA 3 Kuningan bukanlah yang pertama. Sebelumnya, pihaknya juga telah mendatangi SMAN Jalaksana, namun kedua sekolah menyatakan bahwa kuota sudah penuh dan tidak memungkinkan adanya penerimaan secara offline.
“Kalau sistem membuat anak-anak kita putus sekolah, maka sistem itu perlu dievaluasi. AKZ hanya salah satu contoh. Berapa banyak lagi yang mengalami nasib serupa tapi tidak terdata?” ujarnya dengan tegas.
PSI menegaskan bahwa akan terus memperjuangkan hak-hak siswa seperti AKZ agar tetap bisa melanjutkan pendidikan. Bila upaya di tingkat sekolah tidak membuahkan hasil, PSI berencana membawa persoalan ini langsung ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
“Kami tidak akan tinggal diam. Apapun caranya, yang penting tidak ada anak Kuningan yang harus berhenti sekolah hanya karena terbentur sistem,” pungkas Asep Papay.
PSI juga mengajak masyarakat untuk melaporkan kasus serupa agar dapat diperjuangkan bersama.
.Abu Azzam