![]() |
Yusuf MPK dan Orang Tua Korban/VoxDoc* |
KUNINGAN, (VOX) – Kasus dugaan pelecehan seksual terhadap sejumlah anak perempuan di Kabupaten Kuningan, termasuk anak tunarungu dan balita, terus menuai kecaman. Kali ini giliran aktivis sosial Yusuf Dandi Asih dari Masyarakat Peduli Kuningan (MPK) yang bersuara lantang menyoroti lemahnya respon pemerintah daerah dan maraknya kasus kekerasan terhadap anak di Kabupaten Kuningan.
Yusuf mengaku langsung turun ke lapangan begitu mendengar kabar tersebut dan menjumpai keluarga korban secara langsung.
“Kita datang sendiri ke orang tua korban. Yang saya dengar langsung dari mereka benar-benar mengguncang nurani. Seorang anak yatim, penyandang disabilitas, jadi korban. Ini adalah tragedi kemanusiaan,” ujarnya, Kamis (24/7).
Yusuf menyebut kasus ini sebagai "kado pahit di Hari Anak Nasional" bagi Kabupaten Kuningan, yang semestinya menjadi momentum perlindungan dan penghormatan terhadap hak anak, bukan justru diselimuti berita kelam seperti ini.
“Hari Anak Nasional tahun ini, Kabupaten Kuningan justru disuguhi potret buram perlindungan anak. Ini alarm keras bahwa ada yang tidak beres dalam sistem pengawasan, perlindungan, dan penindakan kita terhadap kejahatan seksual pada anak,” tegas Yusuf.
Kasus Kelima dalam Sepekan, Tapi Pemkab Masih Bungkam
Yusuf juga mengungkapkan keterangan mengejutkan yang disampaikan oleh keluarga korban saat membuat laporan ke Polres Kuningan.
“Keluarga korban diberi tahu oleh petugas bahwa kasus ini adalah laporan kelima hanya dalam minggu ini. Artinya, kasus kekerasan seksual terhadap anak sudah masuk kategori darurat. Tapi Pemkab masih sunyi, DPRD masih bungkam,” kata Yusuf.
Ia mempertanyakan langkah nyata yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Kuningan dalam menghadapi tingginya angka Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak (PPA), terutama dalam sisi pencegahan dan mitigasi.
“Kami tahu dari pihak Polres bahwa memang masih banyak kasus serupa yang dalam proses. Artinya ini bukan satu-dua kasus yang terisolasi, tapi sudah menjadi pola yang mengkhawatirkan. Lalu di mana langkah taktis Pemkab?” tambahnya.
Ajak Semua Pihak Bergerak: "Jangan Tunggu Korban Berikutnya"
Lebih jauh, Yusuf Dandi menyerukan agar semua unsur baik pemerintah, lembaga pendidikan, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan organisasi sipil bersatu untuk melakukan mitigasi dan pencegahan sistematis.
“Kita tidak bisa hanya diam, Harus ada gerakan nyata. Edukasi, pendampingan, deteksi dini, sampai penguatan lingkungan aman bagi anak harus jadi prioritas. Jangan tunggu korban berikutnya,” pungkas Yusuf.
MPK juga menyatakan siap bekerja sama dengan pihak manapun, termasuk aparat penegak hukum dan SKPD teknis, untuk mendampingi korban dan memastikan pelaku mendapat hukuman setimpal.
.Abu Azzam