Kepala BPKAD Kuningan Klarifikasi Isu Pembangunan Masjid di Pendopo: “Tidak Gunakan Dana APBD, Ini Murni Hibah”


KUNINGAN, (VOX) – Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Kabupaten Kuningan, Deden Kurniawan, AKs., S.E., M.Si., angkat suara menanggapi isu pembangunan masjid di lingkungan Pendopo Kuningan yang ramai dibicarakan publik. Melalui akun resmi Instagram BPKAD Kuningan, Deden meluruskan bahwa kabar tersebut tidak sepenuhnya benar dan berpotensi menyesatkan.

“Beredar berita bahwa Pemkab Kuningan akan membangun masjid di lingkungan pendopo, saya sampaikan bahwa berita itu bohong dan tidak benar,” tegas Deden dalam unggahan tersebut, Senin (07/07/2025).

Deden menjelaskan bahwa dalam perencanaan APBD Kabupaten Kuningan tidak ada alokasi anggaran untuk pembangunan masjid atau mushola di area pendopo. Ia menekankan, meskipun ada rencana pembangunan tempat ibadah di kawasan tersebut, sumber dananya berasal dari hibah seorang dermawan yang memiliki kepedulian tinggi terhadap Kabupaten Kuningan.

“Rencana pembangunan itu memang ada, tetapi sama sekali tidak menyentuh APBD. Ini murni inisiatif dari pihak ketiga yang ingin berkontribusi menghadirkan fasilitas ibadah yang lebih mudah diakses masyarakat,” ungkapnya.

Lebih jauh, Deden menyesalkan munculnya pemberitaan media yang dinilai tidak menyajikan informasi secara berimbang. Ia menyebut, hal ini mencederai prinsip jurnalistik yang seharusnya menjunjung tinggi akurasi dan keberimbangan dalam penyajian informasi kepada publik.

“Berita yang tidak berimbang ini menimbulkan kesalahpahaman di tengah masyarakat. Padahal, tujuan dibangunnya masjid ini adalah untuk mendekatkan fasilitas ibadah kepada masyarakat serta menjadikan area Pendopo sebagai ruang yang lebih terbuka dan ramah untuk publik,” katanya.

Deden pun mengimbau masyarakat Kuningan untuk tetap bijak dalam menyikapi informasi yang beredar dan tidak langsung mempercayai kabar yang belum terverifikasi. Ia juga mengajak media massa untuk terus menjaga integritas dan profesionalisme dalam menyampaikan berita.

“Kritik itu penting, tapi kebenaran jauh lebih penting. Mari kita jaga kepercayaan publik dengan menyampaikan informasi yang utuh, akurat, dan berimbang,” tutupnya./AS