Post ADS 1
Post ADS 1

Resapan Air di Lereng Ciremai Rusak Parah, Masyarakat Peduli Kuningan Desak Aksi Konkret Pemerintah


KUNINGAN, (VOX) – Kerusakan kawasan resapan air di lereng barat daya Gunung Ciremai memicu keprihatinan mendalam dari Komunitas Masyarakat Peduli Kuningan dan para aktivis lingkungan. Mereka menilai degradasi lahan yang terus meluas mengancam ketersediaan air bersih dan keseimbangan ekosistem di wilayah Kuningan dan sekitarnya.

Hasil analisis citra satelit selama dua dekade terakhir (2002–2022) menunjukkan penurunan kualitas kawasan akibat alih fungsi lahan, pembuangan limbah ternak secara langsung, dan lemahnya pengawasan di zona penyangga Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC).

“Jika kawasan ini rusak, dampaknya langsung terasa pada kualitas air, pertanian, dan kehidupan warga. Kita tidak bisa lagi menunda,” ujar Yudi Setiadi, penggerak Masyarakat Peduli Kuningan.

Komunitas tersebut menyampaikan enam langkah strategis yang perlu segera diambil yaitu penguatan perlindungan hukum terhadap zona resapan, rehabilitasi lahan kritis, pengelolaan limbah yang berkelanjutan, edukasi lingkungan bagi masyarakat lokal, pemanfaatan teknologi pemantauan kerusakan, serta penataan sistem air bersih untuk wilayah terdampak seperti Pajambon.

Mereka juga mendorong implementasi segera atas Surat Edaran Gubernur Jawa Barat No. 26/PM.05.02/PEREK tentang percepatan pengendalian alih fungsi lahan dan pemulihan daerah tangkapan air.

Yudi mengingatkan, solusi harus dibangun bersama, bukan lewat saling tuding. Ia juga menekankan agar Balai TNGC tidak hanya bertindak sebagai pengelola konservasi, tetapi menjadi penggerak kolaborasi nyata di lapangan.

“Krisis ini nyata. Sudah saatnya semua pihak bersatu, menyelamatkan kawasan penyangga Ciremai demi masa depan lingkungan dan masyarakat,” tegasnya./AS
banner
Post ADS 2