KUNINGAN, (VOX) – Puluhan warga dari tiga dusun, yakni Malaraman, Dano, dan Sukamanah, menggeruduk Kantor Desa Cisantana untuk mempertanyakan proyek pipanisasi yang tengah dilaksanakan oleh PDAM bersama pemerintah desa. Aksi spontan ini dipicu keresahan warga karena proyek tersebut tidak pernah disosialisasikan terlebih dahulu.
Pa Samsul, salah satu perwakilan warga, menegaskan bahwa masyarakat sejatinya tidak menolak proyek tersebut. Mereka paham bahwa pipanisasi memiliki dasar hukum yang jelas. Namun, yang dipersoalkan adalah perubahan teknis yang tiba-tiba tanpa penjelasan resmi kepada warga.
“Air ini sangat penting bagi kehidupan warga Cisantana, bukan hanya untuk rumah tangga, tapi juga untuk perkebunan dan wisata. Maka wajar kalau masyarakat kaget, apalagi ada perubahan ukuran pipa dari 4 inci menjadi 6 inci. Kami khawatir jangan sampai warga yang jadi korban dari proyek ini,” ucapnya Kamis siang (21/08) di halaman Pemdes Cisantana.
Ia menambahkan, sumber air yang digunakan dalam proyek ini berasal dari wilayah Taman Nasional Gunung Ciremai (TNGC). Karena itu, menurutnya harus ada keterbukaan sejak awal agar warga tidak merasa diabaikan.
“Harus adil dong, sampaikan ke warga sebelum dilaksanakan supaya warga paham. Dasarnya warga tidak menolak, hanya ingin penjelasan,” tegasnya.
Harapan Warga
Masyarakat berharap kejadian ini menjadi pelajaran penting bagi PDAM, pemerintah desa, maupun warga sendiri. Sosialisasi dinilai sangat krusial untuk menghindari keresahan serta konflik di kemudian hari.
“Ke depan, semoga lebih sensitif terhadap kondisi masyarakat. Apalagi sekarang situasi sulit, para peternak baru saja pulih dari PMK. Jangan sampai ada masalah baru,” tambah Pa Samsul.
Aksi warga ini berlangsung tertib, namun jelas menunjukkan keresahan mereka terhadap pengelolaan sumber daya air yang dianggap sebagai urat nadi kehidupan Desa Cisantana.
.Abu Azzam