![]() |
Ilustrasi MBG dan Uang 8000 Rupiah/ sc:net |
KUNINGAN, (VOX) — Kabar soal pemberian uang tunai sebagai pengganti jatah makan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) serta penyalurannya yang tidak setiap hari di salah satu sekolah dasar wilayah Kecamatan Lebakwangi bukanlah isu tanpa dasar. Fakta ini telah dikonfirmasi oleh Pihak SDN 2 Cinagara, Koordinator Wilayah SPPI Kuningan, bahkan telah disinggung langsung oleh Bupati Kuningan dalam rapat koordinasi (Rakor) evaluasi MBG tingkat kabupaten beberapa waktu lalu.
Dalam klarifikasi internal yang diterima Voxpopuli.co.id, sekolah penerima MBG di Lebakwangi menyebutkan bahwa pada saat launching program, Senin (29/9/2025), dapur pelaksana mengalami kekurangan sekitar 205 porsi. Sebagai bentuk permintaan maaf, pihak dapur memberikan kompensasi berupa uang tunai Rp. 8.000 per siswa, dengan total mencapai Rp1.640.000.
“Pihak dapur memberikan kompensasi sebesar Rp8.000,- sebagai bentuk permintaan maaf karena adanya kekurangan porsi pada hari itu,” tulis pihak sekolah dalam pernyataannya.
Setelah kejadian itu, penyaluran MBG kembali dilakukan secara bertahap Rabu dan Jumat makanan dibagikan, Sabtu disertakan dalam satu paket, dan minggu berikutnya baru kembali normal setiap hari.
Koordinator Wilayah SPPI Kuningan, Nisa, saat diwawancarai Vox, membenarkan adanya pemberian uang tersebut. Ia menegaskan bahwa uang itu bukan berasal dari dana program pemerintah, melainkan inisiatif pribadi pihak mitra dapur.
“Untuk yang Rp8.000 itu bukan dana negara, tapi uang pribadi mitra. Itu inisiatif karena ada kekurangan porsi,” jelas Nisa.
Menariknya, kabar tentang adanya pemberian uang kompensasi ini juga telah disampaikan secara terbuka oleh Bupati Kuningan dalam Rakor MBG Kabupaten Kuningan yang digelar belum lama ini. Dalam forum tersebut, bupati mengatakan jika ada dapur yang mengganti makanan dengan uang tunai.
“Bupati menegaskan agar hal seperti ini tidak terulang lagi. Tidak boleh ada penggantian makanan dengan uang, dan dapur wajib memperbaiki kekurangan porsi di hari yang sama,” ungkap salah satu pejabat yang hadir dalam rakor tersebut kepada Voxpopuli.co.id.
Dengan demikian, kabar bahwa di Kecamatan Lebakwangi terdapat dapur penyedia MBG yang mengganti makanan dengan uang Rp8.000 per siswa dan penyaluran MBG yang tidak setiap hari bukanlah hoaks, melainkan fakta yang telah diakui oleh pihak sekolah, SPPI, dan pemerintah daerah.
Disamping itu, informasi yang dihimpun Vox memberitahukan bahwa ketiadaan SPPI dari pertama beroperasi menjadi penyebab utama kebingungan SPPG, namun informasi terkini SPPI yang bertugas di SPPG Pagundan yang menyalurkan MBG ke sekolah tersebut telah mengundurkan diri. Untuk penyebab pengunduran diri SPPI Vox masih mencoba mengonfirmasi ke yang bersangkutan.
.RedVox