Menjadi Pemimpin Sukses Dunia Akhirat
Mei 06, 2025
Oleh Imam Nur Suharno
Pembina Korps Mubaligh Husnul Khotimah Kuningan
KUNINGAN, (Vox) - Setiap kita adalah pemimpin, minimal sekali pemimpin bagi diri sendiri. Seorang pemimpin yang sejati berupaya memberikan manfaat dan bahkan lebih mementingkan orang yang dipimpinnya daripada diri dan kelompoknya.
Setiap pemimpin berharap sukses dalam memimpin. Ia menyadari, setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya di dunia dan di akhirat. Jika seorang pemimpin dapat berlepas dari pertanggungjawaban di dunia karena kecerdikannya, namun tidak untuk pertanggungjawaban di akhirat.
Untuk menjadi pemimpin yang sukses dan selamat dunia akhirat, paling tidak hendaknya memiliki sepuluh karakteristik yang mesti melekat dalam diri seorang pemimpin, pada semua level kepemimpinan.
Pertama, berakidah lurus. Pemimpin yang memiliki akidah yang lurus adalah pemimpin yang mempersembahkan (memperuntukkan) semua aktifitas dalam kememimpinan hanya untuk Allah SWT semata (Q.S. Al-An’am [6]: 162). Ia hanya bersandar kepada-Nya dalam segala amal dan aktifitasnya, termasuk dalam memimpin.
Kedua, orientasi ibadah. Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang dalam menjalankan kepemimpinannya sebagai sarana untuk beribadah. Dalam menjalankan ibadah --termasuk dalam memimpin— selain keikhlasan juga harus sesuai dengan apa yang diteladankan oleh Nabi SAW.
Ketiga, berakhlak mulia. Pemimpin yang memiliki akhlak mulia adalah pemimpin yang selalu menjadikan Nabi SAW sebagai teladan dalam hidupnya, termasuk dalam memimpin. Nabi SAW adalah manusia yang memiliki akhlak mulia (Q.S. Al-Qalam [68]: 68). Karenanya, pemimpin hendaknya menjadikan akhlak mulia sebagai pondasi dalam memimpin.
Keempat, sehat jasmani. Pemimpin yang kuat jasmani dan rohaninya adalah pemimpin yang sesibuk apapun hendaknya menyempatkan diri untuk berolah raga dan memakan makanan yang halal dan bergizi. Sehingga, dapat mengantarkan orang yang dipimpinnya menjadi sukses. Pemimpin yang kuat dan sehat lebih baik dari pada yang lemah dan sakit-sakitan. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang kuat lebih dicintai oleh Allah daripada Mukmin yang lemah.” (H.R. Muslim).
Kelima, berwawasan luas. Seorang pemimpin harus mau terus belajar dan belajar untuk kemajuan dan kesejahteraan orang yang dipimpinnya. Tidak sama pemimpin yang berwawasan luas (berilmu) dengan yang tidak. “Katakanlah: “Apakah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu?" (Q.S. Az-Zumar [39]: 9).
Keenam, mampu mengendalikan nafsu. Seorang pemimpin harus mampu mengendalikan emosi (hawa nafsu) bukan memperturutinya dalam upaya penyelesaian berbagai permasalahan dalam kepemimpinan dan menyikapi berbagai kritik yang ditujukan kepadanya. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda, “Tidak beriman seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya tunduk pada ajaran Islam yang aku bawa.” (H.R. Hakim).
Ketujuh, disiplin waktu. Seorang pemimpin harus mampu memanfaatkan (memenej) waktunya untuk hal yang bermanfaat dan produktif demi kemajuan orang yang dipimpinnya. Nabi SAW bersabda, “Manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara: mudamu sebelum tua, sehatmu sebelum sakit, kayamu sebelum miskin, lowongmu sebelum sibuk, dan hidupmu sebelum mati.” (H.R. Hakim).
Kedelapan, rapi dalam semua urusan. Seorang pemimpin harus mampu mengurus segala urusannya, termasuk dalam kepemimpinan, dengan teratur, karena kesemperawutan adalah kunci kegagalan (dalam memimpin). Sahabat Ali bin Thalib mengingatkan, “Kebatilan yang teratur dapat mengalahkan kebenaran yang tidak teratur.”
Kesembilan, mandiri. Seorang pemimpin harus bisa hidup mandiri dan membawa orang yang dipimpinnya menjadi mandiri, bukan menjadi beban hidup orang lain. Nabi SAW bersabda, “Tidak ada penghasilan yang lebih baik bagi seorang laki-laki daripada bekerja sendiri dengan kedua tangannya.” (H.R. Ibnu Majah).
Kesepuluh, bermanfaat bagi orang lain. Seorang pemimpin harus memberikan manfaat yang lebih luas bagi orang yang dipimpinnya. Dalam hal ini Nabi SAW bersabda, “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama manusia.” (H.R. Ahmad, Thabrani, dan Daruqutni).
Semoga Allah SWT membimbing para pemimpin di semua tingkatan di negeri ini agar memiliki sepuluh karakter tersebut di atas sehingga layak menjadi pemimpin sukses di dunia dan di akhirat kelak. Amin.***