Baru 100 Hari Dirachmati, Sudah Jadi Sorotan! SARUKUN Sindir Gaya Pemerintahan Ala Follower
Juni 11, 2025
KUNINGAN, (VOX) — Baru saja melewati 100 hari kerja, pasangan Bupati dan Wakil Bupati Kuningan, Dian-Tuti (Dirachmati), sudah menjadi buah bibir di berbagai kalangan. Bukan hanya soal gebrakan, tetapi juga kontroversi. Isu mutasi dan rotasi pejabat yang belum tuntas, kebocoran nama, hingga kekosongan jabatan Sekretaris Daerah, terus menuai perhatian publik. Kini, kritik datang dari Ketua SARUKUN (Sarjana Urang Kuningan), Muhammad Fauzan Ash Shidiqi.
Menurut Fauzan, sejak masa kampanye hingga kini, Dirachmati kerap mengumbar semangat ingin meniru gaya kepemimpinan Prabowo-Gibran. Namun, Fauzan menyebut, sejauh ini yang terlihat hanya upaya “meniru bungkusnya”, bukan isinya.
“Sebagus apa pun follower, tetap saja hanya meniru kulit luarnya. Atau bisa jadi mereka hanya ikut gaya Prabowo demi oportunisme semata agar mudah mendapatkan program dan bantuan dari pusat,” sindir Fauzan dengan tajam, Kamis (12/06/0/2025).
Meski demikian, Fauzan menepis tudingan bahwa dirinya menyerang secara personal. Ia mengaku tetap menghormati posisi Dian dan Tuti sebagai pimpinan daerah.
“Saya tidak benci. Saya hanya ingin mengingatkan kalau ingin meniru Prabowo, tiru sikap kenegarawanannya. Jangan jadi pemimpin kelompok pemenang saja, tapi pemimpin untuk seluruh masyarakat Kuningan,” tegasnya.
Ia mencontohkan bagaimana Prabowo, meski sarat kontroversi di masa lalu, justru menunjukkan sikap merangkul semua pihak setelah Pilpres 2024. Fauzan berharap hal serupa bisa dilakukan oleh Dirachmati di Kuningan.
Tak hanya itu, Fauzan juga menyoroti sejumlah kebijakan yang hingga kini masih menggantung mulai dari mutasi pejabat yang belum tuntas, kekosongan Sekda definitif, hingga soal BUMD, baik yang terus merugi maupun jabatan direktur yang diperpanjang tanpa kejelasan.
“Kalau urusan begini saja butuh berbulan-bulan untuk diselesaikan, bagaimana bisa dibandingkan dengan Prabowo-Gibran yang bahkan berani mencopot menteri sebelum 100 hari kerja,” sindirnya lagi.
Di akhir pernyataannya, Fauzan memberi pesan menohok.
“Saat ini Pak Dian dan Bu Tuti bukan lagi milik tim sukses, tapi milik seluruh rakyat Kuningan. Jangan bawa lagi dendam politik ke dalam birokrasi. Pilih orang yang bisa kerja, bukan sekadar yang disukai.”
Kritik tajam ini menambah panas suhu politik di Kabupaten Kuningan. Masyarakat kini menanti: akankah Dirachmati menjawab dengan gebrakan nyata atau terjebak dalam bayang-bayang politik balas budi?./Red