KUNINGAN, (VOX) – Suasana khidmat terasa di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Kuningan, Minggu (17/8/2025). Dalam momentum sakral Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia, ratusan warga binaan menerima pengurangan masa hukuman atau remisi.
Penyerahan remisi dilakukan secara simbolis oleh Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si. Kepala Lapas Kelas IIA Kuningan, Julianto Budhi Prasetyono, mengungkapkan bahwa dari total 428 warga binaan terdiri atas 367 narapidana dan 61 tahanan sebanyak 309 narapidana mendapat Remisi Umum (RU) dan 333 orang memperoleh Remisi Dasawarsa (RD).
“Remisi ini adalah bentuk penghargaan bagi warga binaan yang menunjukkan kelakuan baik dan kesungguhan mengikuti pembinaan. Harapannya, mereka dapat segera kembali ke masyarakat sebagai pribadi yang lebih baik,” ujar Julianto.
Rincian Remisi
RU I: 302 orang, potongan 1–6 bulan
RU II: 7 orang, langsung bebas
RD I: 323 orang, potongan 8–90 hari
RD II: 10 orang, 5 di antaranya langsung bebas
Dengan demikian, 12 warga binaan dipastikan menghirup udara kebebasan tepat di Hari Kemerdekaan RI.
Pesan Kebangsaan Bupati
Dalam sambutannya, Bupati Kuningan menegaskan bahwa remisi bukan sekadar pemotongan masa tahanan, melainkan momentum kebangkitan diri.
“Bagi saya, ini adalah ruang kontemplasi: sejauh mana kita memberi yang terbaik untuk bangsa dan daerah kita. Kemerdekaan jangan hanya seremonial, tetapi harus jadi semangat juang sehari-hari. Untuk warga binaan, jadikan remisi ini bukan sekadar keringanan hukuman, melainkan titik balik menuju kehidupan yang benar,” tegas Dian Rachmat Yanuar.
Rangkaian Merah Putih di Balik Jeruji
Selain penyerahan remisi, Lapas Kuningan turut memeriahkan bulan kemerdekaan dengan lomba tradisional, pertandingan olahraga, donor darah, pemeriksaan kesehatan, hingga upacara bendera 17 Agustus.
Di balik jeruji, semangat merah putih tak pernah padam. Dengan dukungan 83 petugas, program pembinaan kemandirian terus digalakkan: mulai dari peternakan sapi perah, budidaya ikan dan sayuran, hingga keterampilan menjahit, tata boga, dan kerajinan tangan.
Momentum kemerdekaan ini menjadi saksi bahwa di balik tembok tinggi Lapas, semangat juang, perbaikan diri, dan harapan baru tetap berkobar.
.Abu Azzam