Viral! Sakit TBC dan Tak Dipedulikan Desa, Pemuda Nanggela Minta Tolong Lewat TikTok: “Pak Gubernur, Tolong Abdi”
Mei 30, 2025
KUNINGAN, (VOX) — Di tengah derita penyakit TBC yang semakin parah, Ahim (28), pemuda asal Desa Nanggela, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Kuningan, memilih langkah tak biasa dengan membuat video TikTok berisi permohonan langsung kepada Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. Langkah ini ia ambil setelah merasa diabaikan oleh pemerintah desa setempat yang tak kunjung memberi bantuan.
“Pa Dedi Mulyadi, abdi nuhunkeun tulung... Palay dirawat teu gaduh uangna. Tos kuru kieu, Pa Dedi, tulungan,” ucap Ahim dengan suara tertahan dan napas tersengal dalam video TikTok yang kini viral lewat akun @ahimapril97.
Alih-alih mendapat perhatian cepat dari aparat desa, keluarganya justru dihadapkan pada alasan administratif. Domisili Ahim tercatat di Desa Kalimanggis setelah menikah, meski ia sudah kembali ke rumah orang tuanya di Nanggela karena sakit. Ironisnya, saat mereka membutuhkan mobil siaga untuk membawa Ahim ke rumah sakit, mobil tersebut disebut sedang digunakan Kepala Desa ke Bandung untuk urusan pribadi.
“Sudah tiga minggu saya menunggu. Waktu anak saya butuh mobil siaga, katanya dipakai Pak Kades ke Bandung,” ungkap Muslim (61), ayah Ahim, dengan mata berkaca-kaca saat ditemui Voxpopuli.co.id di Rumah Sakit Permata Kuningan.
Informasi dari perangkat desa menyebutkan bahwa mobil siaga memang dibawa Kepala Desa ke luar kota tanpa alasan yang jelas. Ketertutupan ini memunculkan dugaan bahwa fasilitas publik digunakan untuk kepentingan pribadi, sebuah tindakan yang bertolak belakang dengan semangat pelayanan publik yang digaungkan Bupati Kuningan H Dian Rahmat Yanuar dan Gubernur Dedi Mulyadi.
“Kalau rakyat butuh, pejabat harus hadir. Itu yang selalu dikatakan Pak Gubernur. Tapi ini malah sebaliknya,” kritik salah satu tokoh masyarakat Nanggela.
Harapan akhirnya datang dari Ketua BPD Nanggela yang membantu mengurus keaktifan BPJS Ahim lewat Puskesmas Cidahu. Sayangnya, lagi-lagi mobil siaga desa tak bisa diakses. Seorang warga akhirnya meminjamkan mobil bak terbuka agar Ahim bisa segera dilarikan ke RS Permata.
Kini Ahim mulai mendapatkan perawatan yang layak. Ayahnya bersyukur atas respons cepat pihak rumah sakit, namun luka atas perlakuan pemerintah desa belum sembuh.
“Alhamdulillah, rumah sakitnya sigap. Tapi kami tidak akan lupa bagaimana kami harus berjuang sendiri dulu,” ujar Muslim.
Kisah Ahim bukan sekadar cerita pilu satu keluarga, tapi tamparan keras bagi pemerintah desa yang lalai. Ini juga menjadi bukti bahwa media sosial kini menjadi senjata terakhir rakyat saat birokrasi membisu./Red