KUNINGAN, (VOX) – Pemerintah Kabupaten Kuningan kembali menegaskan sikap keterbukaan dengan menerima audiensi Aliansi Mahasiswa Kuningan Bersikap di Ruang Rapat Lantai 2 Sekretariat Daerah, Komplek Islamic Center, Rabu (10/9/2025). Pertemuan ini mempertemukan Bupati Kuningan, Dr. H. Dian Rachmat Yanuar, M.Si., Pj. Sekda Dr. Wahyu Hidayah, jajaran Kepala SKPD, serta perwakilan organisasi mahasiswa Cipayung Plus (HMI, GMNI, KAMMI, PMII).
Dalam forum tersebut, mahasiswa mengangkat isu-isu seputar keadilan fiskal, efisiensi belanja daerah, hingga polemik tunjangan DPRD. Ketua GMNI menilai pemberian tunjangan DPRD tidak logis di tengah kondisi fiskal yang lemah. Ketua HMI menekankan agar kepedulian mahasiswa jangan diremehkan. Ketua KAMMI menuntut penghapusan tunjangan rumah dan kendaraan bagi anggota DPRD untuk dialihkan kepada rakyat. Sedangkan Ketua PMII mempertanyakan asas kepatutan dan kewajaran di balik tunjangan fantastis yang diterima.
Bupati Dian, Kritik Adalah Vitamin
Bupati Dian merespons dengan menyebut audiensi ini sebagai “vitamin sekaligus obat” bagi pemerintah daerah. Ia mengakui APBD Kuningan masih “sakit”, namun tetap optimis melalui masukan kritis mahasiswa akan lahir solusi bersama. “Semua kepala SKPD saya hadirkan agar penjelasan yang diterima utuh dan transparan. Pemerintah tidak menutup diri, justru membuka diri untuk dikritisi,” tegasnya.
Bupati juga mencontohkan event Tour de Linggarjati (TDL) yang mampu mendongkrak kunjungan wisatawan sekaligus memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat. “Nilai tambah seperti ini adalah peluang besar bagi Kuningan,” imbuhnya.
Pemaparan Fiskal dan Infrastruktur
Kepala BPKAD, Deden Kurniawan, menjelaskan kondisi fiskal daerah, menekankan bahwa kebijakan terkait tunjangan DPRD maupun kendaraan dinas sudah diatur regulasi dan bersifat mandatory. “Pak Bupati sudah memberi teladan dengan menyesuaikan TPP ASN. Prinsipnya, kita ingin lebih berempati kepada masyarakat,” ucapnya.
Sementara Kepala DPUTR, Putu Bagiasna, memastikan bahwa perbaikan infrastruktur di Kuningan tetap berjalan sebagai kewajiban rutin, tidak hanya karena adanya event tertentu.
Audiensi Hangat dan Konstruktif
Meski penuh kritik, suasana audiensi berlangsung hangat dan terbuka. Mahasiswa menegaskan posisinya sebagai mitra kritis, sementara Pemkab Kuningan menunjukkan sikap terbuka dengan menghadirkan seluruh SKPD terkait.
Pj. Sekda Wahyu Hidayah menutup dengan apresiasi tinggi kepada mahasiswa yang memilih jalur aksi damai dan santun. “Mahasiswa adalah mitra strategis dalam pembangunan daerah. Kepedulian aktif dari sahabat-sahabat Cipayung Plus adalah energi positif untuk Kuningan,” ujarnya.
Audiensi ini menjadi bukti bahwa ruang dialog antara pemerintah dan mahasiswa masih hidup. Kritik dipandang bukan ancaman, melainkan energi baru untuk menguatkan arah pembangunan Kabupaten Kuningan yang berkelanjutan.
.Red