KUNINGAN, (VOX) – Kasus keracunan massal yang menimpa puluhan siswa SMAN 1 Luragung, Jumat (3/10/2025), ternyata membuka fakta mencengangkan. Dapur penyedia Makan Bergizi Gratis (MBG) yang menyalurkan makanan ke sekolah tersebut, sebelumnya sudah pernah mendapat catatan merah dari UPTD Puskesmas Luragung.
Berdasarkan dokumen resmi “Order Slip Sarana Perbaikan” yang diterbitkan Dinas Kesehatan Kabupaten Kuningan pada 15 September 2025, dapur MBG Yayasan Arkina Raya Jaya di Dusun Puhun, Desa Luragunglandeuh, ditemukan memiliki banyak pelanggaran terkait standar higiene dan sanitasi pangan.
Sedikitnya terdapat 14 poin ketidaksesuaian, di antaranya Tidak ada SOP perhitungan kebutuhan gizi, Gudang bahan makanan tanpa kartu stok, Telur disimpan di ruangan biasa lebih dari tiga hari, Distribusi makanan tanpa alat ukur suhu, Tempat sampah masih menggunakan plastik di area pemorsian, Jumlah toilet tidak sebanding dengan pekerja, Limbah masker tercampur dengan sampah domestik, APAR (alat pemadam api ringan) belum memadai, Bumbu dapur tidak ditutup kembali setelah dipakai, Ditemukan lalat di area dapur.
Dalam dokumen itu, Puskesmas Luragung menegaskan agar pengelola segera melakukan perbaikan demi meningkatkan kelayakan higienitas dapur.
Kasatgas MBG Kabupaten Kuningan, Dr. Wahyu Hidayah, M. Si. bahkan membacakan kembali temuan ini di depan pemilik dapur dan Kepala SPPG saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke SPPG pada Jumat (3/10). Dari pantauan vox di lokasi memang masih terlihat keberadaan lalat hijau. Bupati Kuningan memerintahkan agar dapur ditutup sementara, dan pemilik diwajibkan melakukan evaluasi internal sebelum dapat kembali beroperasi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kuningan, dr. Edi Martono, MARS, saat dikonfirmasi vox menegaskan pihaknya sedang menelaah seluruh dapur MBG di Kuningan, termasuk sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS).
“Jelas, kita akan sidak ke setiap dapur untuk melihat kesiapannya, mulai dari administrasi perizinan, SOP yang harus dijalankan, hingga proses pengolahan bahan pangan menjadi makanan sesuai standar gizi,” ujar Edi, Jumat malam (3/10).
Kondisi ini mengingatkan kita pada pernyataan dr. Tan Shot Yen saat audiensi dengan DPR RI terkait program MBG. Ia menegaskan bahwa dapur yang bahkan baru memiliki "potensi" masalah pun seharusnya langsung dihentikan sementara, demi menjamin keamanan pangan bagi siswa, tidak menunggu jatuh korban dulu.
.RedVox