.png)
KUNINGAN, (VOX) – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Linggarjati kembali menjadi sorotan publik. Setelah kasus hilangnya alat kesehatan jenis probe USG senilai lebih dari Rp100 juta, gelombang kritik terhadap buruknya pelayanan rumah sakit milik Pemkab Kuningan itu terus bergulir di media sosial.
Netizen ramai-ramai mengungkapkan kekecewaan mereka, bahkan sebagian mendesak Bupati Kuningan H. Dian Rachmat Yanuar untuk segera merombak manajemen rumah sakit demi perbaikan layanan dan pemulihan kepercayaan masyarakat.
Unggahan dari sejumlah akun menggambarkan pengalaman pasien dan keluarga yang merasa diperlakukan kurang manusiawi. Salah satunya, akun @Ina.Exaline menulis kisah saat membawa ayahnya ke IGD dalam kondisi lemas, namun justru ditanya-tanya tanpa penanganan cepat.
Sementara itu, @aiyouuuu membagikan pengalaman tragis: ibunya yang dipulangkan dalam kondisi belum stabil, masih tergantung oksigen, dan kemudian meninggal dunia.
“Kami kecewa. Pelayanan lambat, alat kurang, dan pegawai seperti lepas tangan,” tulis akun @yuniiii. Netizen lain, seperti @Feri42, menduga bahwa buruknya kesejahteraan pegawai non-ASN menjadi salah satu penyebab menurunnya kualitas layanan.
Puncak dari kemarahan publik terlihat dalam seruan-seruan di media sosial yang menyebut RSUD Linggarjati butuh “dibersihkan” dari manajemen yang tidak profesional.
“PR besar untuk Pak Bupati. RS ini butuh direformasi total,” tulis akun @robi cahyadi.
Di tengah sorotan ini, masyarakat berharap pemerintah daerah tidak tinggal diam. Transparansi, evaluasi kinerja, dan pembenahan manajemen rumah sakit menjadi desakan utama. Dinas Kesehatan dan Pemkab Kuningan diharapkan segera memberikan klarifikasi serta rencana konkret untuk perbaikan.
Krisis kepercayaan terhadap layanan kesehatan publik ini menjadi alarm serius bagi pengambil kebijakan, bahwa pelayanan kesehatan bukan sekadar soal fasilitas, tetapi juga soal empati, respon cepat, dan profesionalisme petugas di lapangan./AS
