Disporapar Kuningan: Antara Kosmetik Citra dan Substansi yang Terabaikan


Oleh:
Ismah Winartono
Srikandi 234 SC Kuningan

KUNINGAN, (VOX) - Ketika sektor pariwisata, kebudayaan, dan olahraga menjadi tumpuan harapan daerah untuk bangkit dan berlari, publik justru disuguhkan realitas yang mengecewakan. Kepala Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Kuningan yang seharusnya tampil sebagai lokomotif perubahan, justru dinilai minim terobosan. Yang lebih ironis, keberadaannya malah terus dipertahankan, seolah stok SDM visioner di Kuningan ini telah habis.

Alih-alih menciptakan gebrakan nyata, Disporapar tampak lebih sibuk mempercantik citra lewat perubahan tagline. Ya, hanya sebatas mengganti kalimat pendek yang dipromosikan seolah-olah mampu menyulap kondisi pariwisata dalam semalam. Ini jelas bukan solusi. Ini kosmetik.

Padahal, harapan masyarakat jauh lebih besar daripada sekadar permainan kata. Kami ingin melihat warisan budaya Kuningan diangkat kembali ke permukaan, bukan sekadar disimpan dalam lemari dokumentasi. Kami menunggu event budaya yang tumbuh dari akar lokal, kolaborasi kreatif dengan seniman daerah, serta promosi destinasi wisata alam dan sejarah yang digarap serius dan berkelanjutan.

Seharusnya, Disporapar menjadi garda terdepan dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis budaya dan pariwisata. Potensinya besar. Jika dikelola dengan visi dan inovasi, sektor ini bisa menjadi penyumbang signifikan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Tapi potensi ini akan terus jadi wacana kosong jika dinakhodai oleh orang yang tidak punya keberanian untuk berubah dan menciptakan lompatan.

Mari kita jujur pada diri sendiri: jika sebuah jabatan tidak lagi mampu memberikan dampak, mengapa harus terus dipertahankan? Tidak salah jika publik kini bertanya, apakah tidak ada sosok lain yang lebih siap, lebih kreatif, dan lebih punya semangat untuk menggerakkan sektor ini?

Mengelola Disporapar bukan soal menjaga posisi, tapi soal menyalakan gerakan. Kalau tidak sanggup, beri ruang bagi yang lebih progresif. Kuningan butuh terobosan, bukan basa-basi.