![]() |
Cuplikan Reels Instagram F/VoxDoc* |
KUNINGAN, (VOX) - Sebuah video yang menampilkan aksi seorang pria membubarkan sekelompok orang di kawasan Pasar Baru, dekat Gedung Telkom Kuningan, tengah ramai diperbincangkan warganet. Dalam video yang tersebar luas di Instagram tersebut, pria yang diketahui sebagai atlet tinju lokal berinisial F terlihat melakukan pemukulan dan tendangan ke arah beberapa orang yang sedang berkumpul.
Video berdurasi sekitar satu menit itu memperlihatkan suasana ricuh di salah satu sudut pasar, dengan sejumlah orang yang berhamburan menjauh setelah didatangi oleh pelaku.
Saat dikonfirmasi oleh tim voxpopuli.co.id melalui WhatsApp, F membenarkan bahwa dirinyalah sosok dalam video tersebut.
“Saya ini gerah sekali melihat LGBT ini di Kuningan. Ko barbar sekali mereka melakukan penyimpangan,” tulisnya dalam pesan yang dikirim pada Selasa siang (29/7).
![]() |
Cuplikan Reels Instagram F/VoxDoc* |
Ia mengaku telah lama merasa resah dengan keberadaan komunitas LGBT yang menurutnya sering berkumpul di tempat umum. Dalam pernyataannya, F menyebut sering merasa tidak nyaman saat nongkrong di warung karena keberadaan individu yang ia identifikasi sebagai bagian dari komunitas tersebut.
“Kadang suka melakukan pelecehan pada laki-laki normal, seperti cat calling dan eye contact. Saya sendiri sering diperlakukan begitu sama mereka. Cuman kadang respons saya hanya acuh,” tulisnya.
F juga menyinggung berbagai kejadian sebelumnya yang menurutnya menjadi pemicu aksi spontan tersebut, seperti penggunaan ruang publik untuk aktivitas yang menurutnya “tidak pantas” hingga keberadaan grup online dengan ribuan anggota.
“Saya bubarkan saja mereka seperti yang ada pada video yang viral ini,” lanjutnya.
Meski demikian, F tidak menampik bahwa tindakannya menuai kritik. Ia menyebut bahwa kekerasan memang bukan solusi ideal, namun mengaku tidak menyesal.
“Untuk aksi kekerasan itu, ya saya akui memang itu salah. Tapi kalau tidak begitu, mereka ini tidak akan kapok,” tulisnya. Ia juga menyatakan bahwa aksinya merupakan bentuk "perang terhadap penyimpangan", bukan intoleransi.
Hingga berita ini diterbitkan, belum ada tanggapan resmi dari pihak berwenang terkait kejadian tersebut. Sementara itu, video yang sudah dibagikan ulang oleh sejumlah akun lokal terus menuai komentar pro dan kontra dari masyarakat.
.Abu Azzam