Post ADS 1
Post ADS 1

Antara Gengsi Event dan Keselamatan Peserta, Tour de Linggarjati Catat 63 Insiden


KUNINGAN, (VOX) – Tour de Linggarjati (TdL) kembali menjadi magnet olahraga balap sepeda di Kabupaten Kuningan. Ratusan pesepeda dari berbagai daerah hadir, menantang rute menanjak dan turunan tajam yang selama ini menjadi ciri khas ajang balap bergengsi tersebut. Panitia pun menyiapkan pengamanan dan tim medis di sepanjang lintasan untuk memastikan jalannya perlombaan.


Namun di balik kemeriahan itu, catatan 63 insiden dalam dua hari pelaksanaan menjadi sorotan serius. Mayoritas insiden memang tergolong ringan, tetapi jumlah tersebut cukup untuk menegaskan bahwa aspek keselamatan belum sepenuhnya terkendali. Tikungan berbahaya, pengereman mendadak, serta peserta yang tumbang akibat kelelahan menjadi faktor dominan yang memicu insiden.


Evaluasi Keselamatan yang Mendesak


Rizal Nurfahrozy, calon Ketua Cabang PMII Kuningan, menilai bahwa TdL harus menjadi kebanggaan daerah sekaligus bukti profesionalisme penyelenggara. Namun, menurutnya, catatan 63 insiden tak bisa dibiarkan begitu saja.


“Tour de Linggarjati adalah wajah Kuningan di mata nasional bahkan dunia. Panitia sudah bekerja keras, tapi angka 63 insiden tetap harus menjadi evaluasi bersama. Jangan sampai gengsi event lebih diutamakan dibanding keselamatan peserta,” ujarnya.


Ia menekankan perlunya pemetaan jalur rawan, briefing teknis yang lebih detail sebelum lomba, serta manajemen energi peserta yang lebih baik agar tidak terjadi kejadian serupa di tahun depan.


Antara Prestasi dan Keselamatan


Bagi Rizal, esensi dari sebuah event olahraga bukan hanya terletak pada jumlah peserta atau riuhnya penonton, tetapi pada jaminan keselamatan setiap individu yang terlibat.


“Event olahraga bukan hanya soal meriah, tapi bagaimana memastikan semua peserta bisa pulang dengan selamat. Prestasi tak akan berarti tanpa keselamatan,” tegasnya.


Tour de Linggarjati memang telah mengangkat nama Kuningan sebagai tuan rumah event sepeda berkelas. Namun, catatan insiden tahun ini menjadi pengingat bahwa evaluasi serius harus dilakukan. Gengsi event memang penting, tetapi keselamatan peserta tak boleh jadi nomor dua.


Oleh : Rizal Nurfahrozy

Editor : Redaksi Vox (RedVox)

banner