KUNINGAN, (VOX) - Forum Masyarakat Peduli Kemanusiaan (FMPK) kembali menyoroti maraknya kemaksiatan di kalangan pelajar Kabupaten Kuningan. Mulai dari penyalahgunaan narkoba, pergaulan bebas, hingga isu LGBT, fenomena ini dinilai kian mengancam generasi muda. Menindaklanjuti audiensi dengan Bupati, FMPK melakukan pertemuan lanjutan bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Kuningan di kantor Disdikbud beberapa waktu lalu.
Kritik dan Solusi dari Tokoh FMPK
Dalam audiensi, sejumlah tokoh FMPK menyuarakan keprihatinan mendalam. Ustadz Lukman menegaskan fenomena LGBT sudah merambah pelajar sejak tingkat SD hingga SMA. “Jika tujuan pendidikan adalah membentuk iman dan taqwa, maka LGBT jelas bertentangan dengan kodrat manusia. Disdikbud harus hadir dengan langkah pencegahan yang tegas,” ujarnya.
H. Andi Budiman menambahkan pentingnya pendidikan karakter sejak dini. Ia menolak segala bentuk hiburan yang menormalisasi perilaku menyimpang, termasuk perlombaan yang melibatkan laki-laki berdandan seperti perempuan. “Harus ada strategi komprehensif, tidak cukup hanya lewat upacara sekolah, tapi juga lewat ekstrakurikuler, peran guru BK, hingga penguatan kurikulum,” tegasnya.
Sementara itu, Ustadz Ade mengungkapkan kasus serius di lapangan mulai dari siswi SMP yang hamil hingga siswa terjerumus narkoba. Bahkan, kasus serupa ditemukan di lingkungan pesantren. “Sekolah harus jadi benteng proteksi. FMPK siap mendampingi anak-anak dengan penyimpangan seksual maupun Anak Berkonflik dengan Hukum (ABH),” katanya.
Ustadz Fitriadi mengingatkan bahwa jabatan publik adalah amanah untuk menyelamatkan generasi. Menurutnya, solusi harus diinstitusionalisasi melalui penguatan pendidikan agama, kolaborasi dengan pesantren, pelatihan guru, hingga gerakan sekolah religius. “Anak-anak yang bermasalah tidak boleh dihakimi, tapi didampingi. Pendidikan fitrah harus ditanamkan sejak dini,” ujarnya.
Program Disdikbud dan Tawaran Sinergi
Menanggapi hal tersebut, Kepala Disdikbud Kabupaten Kuningan U. Kusmana menjelaskan program yang telah berjalan. Antara lain Gerbang Berkah (pembiasaan ibadah setiap Jumat), Pimda Nyawah (interaksi Forkopimda dengan siswa), Rumah Guru (pembinaan tenaga pendidik), Program Tahfidz Al-Qur’an, hingga Pentas PAI tingkat kecamatan sampai provinsi.
Selain itu, Disdikbud rutin berkoordinasi dengan Polres, Kodim 0615, serta UPT PPA untuk memberikan pendampingan terhadap siswa pelaku maupun korban. Kusmana juga membuka ruang kerja sama dengan FMPK. “Pencegahan kemaksiatan bukan hanya tanggung jawab sekolah, tapi juga masyarakat, orang tua, dan lembaga keagamaan. Kami siap bermitra melalui perjanjian kerja sama resmi,” tegasnya.
.Red