KUNINGAN, (VOX) – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kuningan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem, termasuk fenomena hujan es yang hari ini terjadi di wilayah Kuningan.
Kepala BPBD Kuningan, Indra Bayu Permana, S.STP, menjelaskan bahwa hujan es merupakan fenomena alamiah yang kerap muncul pada masa peralihan musim atau pancaroba. “Berdasarkan informasi BMKG, fenomena hujan es biasa terjadi ketika terjadi perubahan cuaca ekstrem, dari kondisi panas terik kemudian tiba-tiba menjadi dingin,” ujarnya, Senin (29/9).
Menurut Indra, hujan es terbentuk dari awan Cumulonimbus (Cb) yang menjulang tinggi. Dalam awan tersebut, butiran air terbawa arus udara naik-turun, membeku, dan membesar. “Saat sudah terlalu berat, butiran es akhirnya jatuh ke permukaan bumi sebelum sempat mencair, biasanya disertai hujan lebat, kilat, dan angin kencang,” jelasnya.
Ia juga memaparkan ciri-ciri yang perlu diwaspadai masyarakat. Fenomena hujan es biasanya didahului udara panas dan gerah di siang hari, munculnya awan putih bertumpuk-tumpuk yang berubah menjadi gelap, serta angin kencang mendadak. Kejadian ini berlangsung singkat, berskala lokal, namun dapat menimbulkan dampak signifikan seperti pohon tumbang, kerusakan bangunan, hingga risiko cedera.
Sebagai langkah antisipasi, BPBD mengimbau masyarakat untuk selalu memperbarui informasi cuaca dari BMKG, Segera berlindung jika terjadi hujan es, baik di dalam rumah maupun tempat aman lainnya. Mengamankan kendaraan atau barang berharga agar terhindar dari kerusakan akibat hantaman butiran es.
“Kami mengingatkan masyarakat agar tetap tenang, namun waspada. Fenomena ini biasanya berlangsung singkat, tapi dampaknya bisa terasa. Upaya perlindungan diri dan lingkungan menjadi hal yang utama,” pungkas Indra Bayu.
.RedVox