![]() |
Arief Adriansyah saat memimpin aksi GMNI/Abu Azzam* |
KUNINGAN,(VOX) – Pernyataan tegas datang dari tokoh masyarakat Arief Adriansyah terkait tragedi meninggalnya seorang bayi di RSU Linggarjati Kuningan. Dalam kritik terbukanya, Arief menyoroti kelambanan dan sikap pasif Komisi 4 DPRD Kuningan yang dinilai abai dalam menjalankan fungsi pengawasan terhadap pelayanan kesehatan di daerah.
“Saya sangat prihatin atas tragedi yang menimpa bayi di RSU Linggarjati Kuningan. Ini bukan hanya duka bagi keluarga korban, tetapi juga tamparan keras bagi sistem pelayanan kesehatan dan pengawasan publik kita,” tegas Arief.
Komisi 4, yang membidangi masalah kesehatan, dianggap tidak menunjukkan tanggung jawab yang seharusnya. Padahal, kasus ini sudah menjadi perhatian luas, bahkan mendapat sorotan tokoh nasional seperti Hotman Paris dan Dedi Mulyadi. Namun hingga kini, tidak ada tindakan konkret yang terlihat dari lembaga legislatif tersebut.
“Ketika masyarakat kehilangan kepercayaan pada fasilitas kesehatan, DPRD harusnya hadir memberikan jaminan bahwa evaluasi menyeluruh akan dilakukan. Bukan justru diam atau sibuk saling lempar tanggung jawab,” tambahnya.
Arief mendesak Komisi 4 untuk tidak hanya hadir secara simbolik, tetapi benar-benar turun ke lapangan, membuka data secara transparan, dan memastikan adanya evaluasi serta sanksi terhadap pihak-pihak yang terbukti lalai.
“Ini bukan soal politik, ini soal nyawa. Jangan sampai publik menilai DPRD hanya pandai bicara saat kampanye, tapi bungkam saat rakyat butuh keadilan,” pungkasnya.
Pernyataan ini menambah tekanan publik terhadap para wakil rakyat di Kuningan, khususnya Komisi 4 DPRD, untuk segera mengambil langkah serius dan tidak lagi menunda-nunda tindakan nyata demi keadilan dan perbaikan layanan kesehatan di Kabupaten Kuningan./AA