Tegaskan Posisi, Black Bine dan Pemerintah Kecamatan Cigugur Klarifikasi Isu LGBT

 



KUNINGAN, (VOX) – Menanggapi isu yang beredar di media sosial terkait tuduhan bahwa Black Bine menjadi tempat yang identik dengan komunitas LGBT, pihak manajemen dan pemerintah setempat memberikan klarifikasi resmi.

Perwakilan manajemen Black Bine Cisantana, Ismah Winartono, menegaskan bahwa pihaknya tidak pernah mengadakan acara khusus untuk kelompok tertentu yang dapat memicu keresahan masyarakat.
“Setiap malam Sabtu dan malam Minggu, kami mengagendakan hiburan musik bertema yang menampilkan berbagai genre, mulai dari musik tradisional Sunda hingga DJ, termasuk kolaborasi dengan seniman lokal. Mereka yang datang adalah pelanggan sebagaimana di tempat makan lainnya. Kami tidak pernah membuat event khusus untuk golongan tertentu,” jelasnya, Rabu (13/08).

Ismah menambahkan, jika ada aktivitas yang berpotensi membahayakan atau melanggar aturan, pihaknya akan langsung menghentikan. “Kami terbuka untuk semua kalangan, mulai dari ibu-ibu, bapak-bapak, hingga anak muda. Black Bine adalah rumah kreativitas bagi masyarakat Kuningan,” tegasnya.


Sementara itu, Camat Cigugur, Yono, menyampaikan bahwa pihaknya bersama jajaran Muspika, perangkat desa, tokoh masyarakat telah melakukan pengecekan langsung ke lokasi.
“Hasil cross-check malam ini menyimpulkan bahwa informasi yang menyebut Black Bine sebagai tempat LGBT adalah tidak benar,” ungkap Yono.

Yono menambahkan, pemerintah kecamatan, desa dan tokoh masyarakat sudah memberikan masukan kepada pengelola Black Bine untuk memperbaiki tata kelola dan penyelenggaraan kegiatan hiburan agar ke depan lebih tertib dan kondusif. “Sesuai arahan Bupati Kuningan, pemerintah daerah akan terus mendorong perbaikan pengelolaan tempat wisata agar memberi manfaat positif bagi masyarakat,” ujarnya.

.Abu Azzam