Kepala Desa Pajambon Klarifikasi Isu Longsor di Cilengkrang: "Jangan Buat Publik Takut Tanpa Fakta"
Juni 25, 2025
KUNINGAN, (VOX) – Kepala Desa Pajambon, Nani Ariningsih, angkat bicara menanggapi kabar yang menyebut adanya longsor susulan di kawasan wisata Lembah Cilengkrang, Kecamatan Kramatmulya. Ia menegaskan kabar tersebut tidak benar dan meminta semua pihak, termasuk media, tidak menyebarkan informasi yang belum diverifikasi langsung di lapangan.
“Yang terjadi bukan longsor, tapi pipa PDAM yang lepas di sebelah selatan kolam pertama. Dan itu pun langsung diperbaiki hari itu juga. Ini sudah dikonfirmasi langsung oleh pengelola,” kata Nani saat dihubungi Voxpopuli, Rabu (25/06/2025).
Menurutnya, pemberitaan yang menyebut adanya longsor membuat resah warga sekaligus merugikan sektor wisata, apalagi saat ini tengah memasuki masa libur sekolah.
“Di Pajambon, kata ‘longsor’ itu sensitif. Masyarakat belum lupa kejadian sebelumnya. Maka wajar jika kabar seperti ini membuat cemas, termasuk bagi calon pengunjung,” ujarnya.
Nani juga menyayangkan pemberitaan yang seolah menyudutkan aktivitas wisata di kawasan lereng Cilengkrang sebagai penyebab bencana. Ia menegaskan tidak ada longsor yang terjadi pasca hujan deras pada Senin, 16 Juni 2025.
Ia mengingatkan bahwa Cilengkrang bukanlah kawasan yang berbahaya, dan tidak benar jika ada pihak yang menutup-nutupi kondisi sesungguhnya.
“Kalau memang belum lihat langsung, baiknya tanya ke saya sebagai Kuwu. Jangan membuat seolah-olah Cilengkrang destinasi yang tidak aman. Jangan juga membuat kesan seolah Pemdes atau TNGC menutupi sesuatu. Kami terbuka,” tambahnya.
Cilengkrang sendiri dikenal sebagai salah satu destinasi wisata alam unggulan di Kabupaten Kuningan. Infrastruktur dan pengelolaannya terus ditingkatkan oleh pemerintah desa dan pelaku wisata lokal. Karenanya, isu semacam ini dianggap sangat memengaruhi citra dan kelangsungan ekonomi warga sekitar.
“Saya harap ke depan, informasi apa pun yang sensitif harus dikonfirmasi langsung agar tidak membuat berita simpang siur. Jangan sampai hanya karena miskomunikasi, masyarakat kehilangan kepercayaan pada potensi desanya sendiri,” pungkas Nani./Red