Ketua Umum DPP GMNI Diduga Bawa Kabur Palu Sidang, Peserta Kongres Pertanyakan Komitmen Persatuan
Juli 16, 2025
BANDUNG, (VOX) — Kongres Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang diharapkan menjadi momentum konsolidasi nasional justru diwarnai insiden kontroversial. Ketua Umum DPP GMNI, Immanuel Cahyadi, diduga membawa kabur palu sidang saat pleno pertama berlangsung, memicu kekecewaan dan pertanyaan serius dari para peserta kongres, Kamis 17 Juli 2025.
Insiden terjadi ketika sejumlah delegasi cabang GMNI mempertanyakan komitmen persatuan yang sebelumnya diucapkan Immanuel saat membuka Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) di Ancol. Dalam pidato tersebut, Immanuel menekankan pentingnya menjaga soliditas organisasi dan meninggalkan ego sektoral demi GMNI yang lebih utuh dan progresif.
Namun suasana mulai memanas saat agenda pleno pertama dimulai. Beberapa cabang menuntut klarifikasi terbuka atas arah persatuan yang dijanjikan, namun respons Ketua Umum justru mengejutkan. Immanuel disebut memilih meninggalkan forum sambil membawa palu sidang—simbol legitimasi tertinggi dalam jalannya forum organisasi.
"Kami hanya ingin menagih janji. Saat Rapimnas, Ketua Umum menyerukan persatuan. Tapi ketika ditanya secara terbuka, mengapa justru menghindar?" ujar salah satu peserta kongres dari cabang GMNI.
Tindakan tersebut memantik reaksi keras dari peserta kongres. Sejumlah kader menyebut aksi itu sebagai bentuk pembangkangan terhadap forum tertinggi organisasi dan mencederai semangat demokrasi yang menjadi napas perjuangan GMNI sejak berdiri.
"Palu sidang itu bukan milik pribadi, tapi milik forum. Membawanya kabur sama saja dengan tidak menghormati proses dan suara anggota," kata peserta lainnya.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada pernyataan resmi dari Immanuel Cahyadi maupun jajaran DPP GMNI terkait insiden tersebut. Sementara itu, jalannya kongres dilaporkan tertunda akibat kekosongan pimpinan sidang.
Para peserta kini mendesak agar jalannya forum segera dikembalikan ke rel demokratis, dan menyerukan agar elit organisasi tidak melupakan mandat yang telah diberikan oleh ribuan kader dari seluruh Indonesia.
.AA