PKL Amati Gerak Pemkab: Konsistensi Pemkab Kuningan Jadi Taruhan Keadilan di 3 Puspa

Penyerahan Sound System/VoxDoc*

KUNINGAN, (VOX) — Bupati Kuningan Dian Rachmat Yanuar menyerahkan bantuan sound system kepada Paguyuban 3 Puspa (Taman Kota, Langlangbuana, dan Siliwangi) dalam kunjungannya ke kawasan Puspa Langlangbuana. Di waktu bersamaan, di Puspa Siliwangi tengah berlangsung pembagian bantuan stimulan dari Bank Kuningan bagi pedagang kaki lima (PKL), Rabu 16 Juli 2025.

Kedua kegiatan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil audiensi antara mahasiswa PMII, para PKL, Bupati Kuningan, dan jajaran SKPD beberapa waktu lalu. Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua DPD Golkar Kuningan Asep Setia Mulyana (Asep Armala), Ketua PSI Kuningan Asep Susan Sonjaya Suparman (Asep Papay), para Ketua Paguyubann PKL dan para kepala SKPD terkait.

Dalam sambutannya, Bupati Dian mengapresiasi peran PKL sebagai roda penggerak ekonomi daerah. Namun ia juga menegaskan bahwa keberadaan PKL harus ditata agar tidak merugikan pihak lain. “PKL harus terus maju, tapi hak trotoar bagi pejalan kaki dan hak jalan bagi kendaraan tetap harus dijaga,” tegasnya.

PKL sedang mengambil stimulan/VoxDoc*

Ia juga menanggapi keluhan para PKL terkait penurunan omzet, yang ia dengar langsung melalui obrolan dengan beberapa pedagang di lokasi. Sebagai solusi jangka panjang, Pemkab tengah mengkaji pembangunan mal tiga lantai khusus PKL di Puspa Langlangbuana dan kantong parkir tiga lantai di Puspa Siliwangi, di mana lantai dasarnya juga akan dimanfaatkan untuk pedagang.

Sementara untuk jangka pendek, Dian meminta agar seluruh SKPD mulai menggelar kegiatan publik di kawasan 3 Puspa guna meningkatkan keramaian. Ia juga menegaskan pentingnya penegakan aturan di titik-titik yang telah ditentukan. “Konsistensi adalah kunci. Tanpa konsistensi, tidak akan ada keadilan,” ujarnya.

Salah satu pedagang mengungkapkan apresiasinya atas langkah bupati meskipun belum semua harapan, seperti berdagang kembali di pertokoan Siliwangi, dapat terwujud. “Yang penting penertiban ini harus terus berlanjut agar adil bagi semua,” katanya.

Namun sorotan muncul terhadap kegiatan musik yang kerap digelar di area pertokoan Siliwangi. Kegiatan ini terbukti menimbulkan kerumunan, parkir liar di zona steril, dan mengundang PKL di lokasi tersebut. Beberapa pedagang pun mengusulkan agar seluruh kegiatan musik dipusatkan di kawasan 3 Puspa agar massa dan pembeli terkonsentrasi di zona resmi.

Kini, masyarakat dan para PKL menaruh perhatian serius terhadap langkah-langkah lanjutan dari Pemkab. Konsistensi menjadi taruhan. Apakah kebijakan ini akan dijalankan berkelanjutan, atau sekadar langkah sesaat?

.AA